Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

contoh proposal penelitian "PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL – EKONOMI MANTAN TKW DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP KELUARGA (STUDI MANTAN TKW DI KELURAHAN KARANGANYAR TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN)”.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
               Dinamika kehidupan TKW masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji, terlebih dengan persoalan TKW yang semakin beragam. Persoalan TKW tidak saja muncul ketika mereka berada di negara yang mereka tempati saat bekerja dengan peralakuan-perlakuan negatif yang didapat dari majikan, pelecehan seksual, dan berbagai persoalan lainnya. Meskipun berbagai kasus dan persoalan menimpa TKW, masih banyak masyarakat yang memilih untuk menjadi TKW. Hal ini diakibatkan karena jumlah lapangan pekerjaan tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja yang ada. Permasalahan tersebut semakin menarik ketika kota Pekalongan yang dikenal sebagai kota Batik dan kota industri yang sebagian besar penduduknya mengandalkan perekonomian keluarga dengan industri batik rumah tangga.
Namun pada kenyataannya, animo masyarakat Kabupaten Pekalongan untuk menjadi pekerja imigran keluar Negeri masih besar. Banyak masyarakat Kabupaten Pekalongan yang memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita sebagai alternatif untuk memperbaiki perekonomian. Salah satunya banyak tersebar di desa yang nantinya Peneliti teliti yaitu Kelurahan Karanganyar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.
Dari hasil pengamatan dan studi awal peneliti menunjukan bahwa sebagian besar warga Kelurahan Karanganyar bekerja sebagai penjahit dan buruh serabutan, dimana tingkat pendidikan warga lebih banyak pada tingkat Dasar. Di desa Karanganyar sendiri ada sekitar 166 warga yang menjadi buruh migran perempuan baik itu yang sudah menjadi mantan TKW ataupun masih menjadi TKW terhitung sejak 2010 hingga 2012.[1] Berbagai latar belakang menjadi motivasi warga Desa Karangayar Tirto memilih menjadi TKW. Seperti keadaan ekonomi yang minim, melihat kesuksesan yang diraih tetangganya yang sudah lebih awal bekerja sebagai TKW menjadi alasan paling mendasar. Mereka juga lebih memilih menggunakan jasa calo yang sudah pernah menjadi TKW dan sukses dibanding menggunakan jasa PJTKI. [2]
Perubahan perilaku para mantan TKW menjadi persoalan yang menarik untuk dicermati. Bagaimana mantan TKW bersosialisasi kembali dengan keluarga dan masyarakat sekitar asalnya, bagaimana perubahan perilaku ekonomi para mantan tkw. Berangkat dari relitas dan pemikiran tersebut, sangat dan relevan jika dilakukan penelitian mengenai “PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL – EKONOMI MANTAN TKW DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP KELUARGA (STUDI MANTAN TKW DI KELURAHAN KARANGANYAR TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN)”.


B.     Masalah Penelitian
1.    Bagaimana Perubahan perilaku sosial - ekonomi mantan TKW di Kelurahan Karanganyar - Tirto Kabupaten Pekalongan?
2.    Bagaimana dampaknya terhadap keberlangsungan hidup keluarga TKW di Kelurahan Karanganya - Tirto Kabupaten Pekalongan?

C.    Pembatasan Masalah
1.      Perubahan perilaku disini adalah ditinjau dari sisi sosial dan ekonomi .

D.    Signifikansi Penelitian
Tujuan Penelitian
a.      Untuk memperoleh gambaran perubahan perilaku sosial - ekonomi mantan TKW di Kelurahan Karanganyar – Tirto, Kabupaten Pekalongan.
b.      Untuk mengungkap dan mengetahui dampak  perubahan perilaku sosial – ekonomi mantan TKW terhadap keberlangsungan hidup keluarga mantan TKW di Kelurahan Karanganyar – Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Manfaat Penelitian
a.       Untuk Peneliti
Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti karena mendapatkan informasi sekaligus aplikasi ilmu yang peneliti dapat di bangku kuliah dalam ranah sosial.
b.       Untuk Mahasiswa
Bagi mahasiswa umumnya memberikan informasi dan menambah khasanah keilmuan khususnya pengetahuan mengenai permasalahan sosial
c.       Untuk masyarakat
Memberikan informasi akan pentingnya bertindak lebih teliti dalam mengambil keputusan menjadi TKW.
d.      Untuk STAIN Pekalongan
Sebagai salah satu refrensi dalam kaitannya dengan program-program pengabdian masyarakat.

E.     Kajian Riset Sebelumnya
Untuk mendukung penelitian ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang releven dengan masalah yang akan diteliti.
Pada penelitian sebelumnya oleh Priyanto tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul  Dampak bekerja di luar Negeri terhadap perubahan sosial budaya (studi kasus mantan TKI di desa kenteng kecamatan susukan kabupaten semarang). Dari hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pilihan masyarakat untuk menjadi TKI mempengaruhi kehidupan secara ekonomi.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Triana sofiani, berjudul Pergeseran pola relasi gender dan eskalasi cerai gugat dalam keluarga perempuan pekerja migran kabupaten Pekalongan. Di dalam penelitian tersebut memberikan kesimpulan semakin meningkatnya angka perceraian di kabupaten pekalongan salah satunya merupakan dampak pergeseran pola relasi gender mantan perempuan pekerja migran.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Terry Iranawaty dkk tahun 2008 berjudul TKW Pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup Berkeluarga dan Kelangsungan Pendidikan anak di Kabupaten Sleman. Dari hasil penelitian tersebut menyimpulkan dampak keberangkatan TKW bervariasi berkaitan dengan berpindahnya tugas suami menjadi kepala keluarga yang utama mencari nafkah beralih kepada istri dan berakibat pada kelangsungan pendidikan anak-anak tkw.
Dari hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan di atas lebih  meneliti mengenai pengaruh pemilihan pekerja migran baik itu TKI maupun TKW terhadap pola pergeseran gender di keluarga secara ekonomi dan pendidikan. Lokasi pada penelitian sebelumnya di Semarang dan Sleman. Kemudian yang dilakukan oleh Triana Sofiana lokus penelitian di Kabupaten Pekalongan.
Namun dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji dan meneliti  tentang dampak perubahan perilaku mantan TKW dilihat dari sisi kehidupan Sosial-Ekonomi terhadap keberlangsungan hidup keluarga mantan TKW. Penelitian ini nantinya fokus kajian pada perubahan perilaku sosial dan ekonomi mantan TKW, dan fokus utama untuk mengungkap dampaknya terhadap keberlangsungan hidup keluarga TKW. Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Karangayar-Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.  
Oleh karena itulah penelitian ini mencoba memasuki ruang yang belum pernah dikaji pada penelitian sebelumnya.


F.     Kerangka Teori
Dalam membedah permasalahan yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan teori berikut : Teori Perilaku, Teori sosial – ekonomi.
1.         Teori Perilaku
Menurut Skinner yang disebut sebagai kepribadian adalah sekelompok respon terhadap lingkungan: jika respon tersebut mendapat imbalan, respon tersebut akan lebih mudah kembali muncul. Skinner berpendapat bahwa hampir semua perilaku manusia atau organisme lain mengikuti prinsip itu, dan perilaku seperti inilah bersama-sama yang kita sebut sebagai kepribadian.[3]
Oleh karena itu menurut peneliti perubahan perilaku Sosial – Ekonomi pada mantan Tenaga Keja Wanita juga bisa terjadi karena adanya respon terhadap lingkungan sosial, budaya yang mereka terima ketika mereka menjadi TKW kemudian kembali lagi ke daerah asalnya dalam penelitian ini adalah kelurahan Kalanganyar. Pemikiran tersebut juga dipertegas oleh teori peranan (Role Theory) yang menjelaskan bahwa tingkah laku dibentuk oleh pernan-peranan yang diberikan masyarakat bagi individu-individu untuk melaksanakannya. Dengan kata lain, teori ini menekankan pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi yang berbeda (Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966). [4]

2.         Perilaku Sosial - Ekonomi
Hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial setiap individu dalam menjalani hidup berinteraksi dengan orang lain atau sering kita kenal dengan sebutan relasi interpersonal. Berbagai aktivitas antar individu satu dangan lainnya disebut dengan perilaku sosial. Begitu juga dengan mantan tenaga kerja wanita (tkw) di kelurahan karanganya – tirto dimana perubahan perilaku mereka juga dipengaruhi dan mempengaruhi interaksi sosial dan ekonomi.
Lewin mengungkapkan “Bahwa orang akan cenderung berubah jika didekati sebagai anggota suatu kelompoknya, ia memerlukan kesepakatan dari kelompok, karena itu ia menyesuaikan tingkah laku kepada ukuran kelompok, dengan demikian akan mudah pula ia berubah jika ukuran kelompok tersebut juga berubah. (garna 1992 : 83) perubahan suatu masyarakat dapat terjadi akibat pertumbuhan penduduk, penerapan teknologi baru, kontak dengan budaya luar, gerakan sosial, (emansipasi) dan kejadian alam (adiwikarta, 1988 :57). Dengan demikian perubahan sosial bisa timbul dengan sendirinya, tetapi juga bisa direncanakan. [5]
Demikian halnya pada perilaku ekonomi yang bersifat dinamis. Konsep perilaku sosial - ekonomi mengacu pada krech yaitu kecenderungan respon sosial individu yang meliputi kecenderungan peranan, sosiometrik dan kecenderrungan sekspresi.  Perilaku ekonomi adalah reaksi individu yang dipengaruhi oleh sikap untuk memenuhi kebutuhannya yang dibagi dalam kategori produktif, konsumtif, dan distributif. Perilaku ekonomi setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh pendapatan yang dimilki, setting sosial, lingkungan, tingkat pendidikan, pengalaman dan kelompok acuan. [6]

G.      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif  yaitu suatu pendekatan yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (taylor dan Bogdan, 1985 : 5).[7] Yang dalam hal ini adalah untuk mendapatkan data deskriptif mengenai mantan TKW di Kelurahan Karanganyar – Tirto, Kabupaten pekalongan.
1.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Kelurahan Karanganyar kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Dengan  pertimbangan, antara lain : pertama, Banyaknya jumlah TKW yang tersebar di Kabupaten Pekalongan, kedua, Kelurahan Karanganyar – Tirto sebagian besar membuka home industri dengan jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga sebanyak 1516[8]. Namun kenyataannya banyak warga Perempuan yang tetap memilih menjadi Pekerja Migran (TKW). Ketiga, efektifitas dan kelancaran dalam penelitian, karena domisili peneliti telah banyak mengenal tipologi sosial – budaya Kabupaten Pekalongan.


2.      Penentuan Informan.
Informan kunci dalam Penelitian ini adalah mantan TKW yang sudah berkeluarga. Penentuan informan menggunakan purposive sampling, dan dikembangkan dengan metode snowwball. Untuk melakukan croscek diperlukan informasi dari suami, orang tua, anak, calo, ataupun masyarakat sekitar yang dianggap mengetahui kondisi informan maupun keluarga informan.

3.      Instrumen  Penelitian
Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri, dengan menggunakan alat bantu seperti perekam, camera, alat-alat tulis maupun daftar pokok wawancara.







4.      Metode Pengumpulan Data
a.    Observasi
Tekhnik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi awal sosial – ekonomi mantan tkw, yang mencangkup: kondisi rumah, lingkungan sosial masyarakat sekitar, budaya dan kondisi ekonomi keluarga mantan tkw.
b.      Wawancara mendalam (indepth interview)
Wawancara dengan menggunakan pedoman interview guide. Wawancara akan dikembangkan saat dilapangan dengan tetap fokus pada permasalahan yang diteliti. Wawancara dilakukan 2 kali, dengan metode purposive dan tekhnik snowball diharapkan mampu mendapat informasi yang lengkap.

5. Tekhnik Analisis       
Teknik analisis menggunakan analisis kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Dengan proses kerja analisis tiga alur yaitu: mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan, diamana ketiganya dilaksanakan bersamaan sebagai sesuatu yang terkait dan interaktif pada saat, selama, dan sesudah pengumpulan informasi dan data. Untuk tekhnik pengecekan validitas data menggunakan triangulasi.  






BAB II
KERANGKA DAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL-EKONOMI

A.    Perilaku Sosial Ekonomi : suatu acuan teori
1.      Teori perilaku
Menurut talcott parson,[9] tingkah laku individu dalam masyarakat bukan merupakan tingkah lku biologis yang bebas, akan tetapi sebagai tingkah laku yang terstruktur. Artinya tingkah laku seseorang merupakan jawaban atas respon terhadap keadaan yang nyata yang dihadapi dan merupakan hasil bekerjanya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi tingkah laku seseorang harus ditempatkan dalam kerangka sistem sosial yang terbagi dalam subsistem-subsistem.
Perilaku individu sehari-hari dipengaruhi oleh peran dari satu atau beberapa model (contoh) yang hidup didekat individu tersebut. Seringnya interaksi dengan model tersebut maka individu akan sering juga mengambil referensi tindakan untuk ditirunya.
Dalam pengertian lain dijelaskan Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Perilaku mempunyai beberapa dimensi:
1.      fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik  frekuensi, durasi dan intensitasnya
2.      Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak    kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu  terjadi.
3.      Waktu, suatu perilaku mempunyai  kaitan dengan  masa lampau maupun masa yang akan dating
Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut.[10]
2.      Sosial-ekonomi
a.       Masyarakat sosial-ekonomi
merupakan suatu bentuk historis masyarakat. Pembentukan masyarkat ini berdasarkan pada suatu ideologi cara produksi tertentu, yang muncul dalam setiap pembabakan perkembangan umat manusia.
Menurut Save M. Dagun, Sejarah pertumbuhan masyarakat ekonomi lebih dikatakan sebagai transisi dari kuantitas ke kualitas. Transisi ini sebagai sumber hukum pertumbuhan yang menyatakan bahwa akumulasi perubahan kuantitatif gradual, yang tidak kelihatan pada setiap proses, yang secara niscaya menyebabkan perubahan kualitas secara spontan atau radikal. Perubahan ini dapat menyebabkan suatu peralihan ibarat lompatan dari kualitas lama ke kualitas baru.[11]
b.      Manusia sosial-ekonomi
Manusia dianggap sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri serta manusia dianggap sebagai makhluk ekonomi, yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa makan, pakaian dan perumahan.

3.      Teori Perubahan Perilaku Sosial –ekonomi
Konsep perilaku sosial dan ekonomi mengacu pada krech[12], yaitu kecenderungan respon sosial individu yang meliputi kecenderungan peranan, seismometrik dan kecenderungan ekspresi. Perilaku ekonomi adalah reaksi individu yang dipengaruhi oleh sikap untuk memenuhi kebutuhanya yang dibagi dalam kategori produktif, konsumtif dan distributif.
Perilaku ekonomi setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh pendapat yang dimiliki, seting sosial, lingkungan, tingkat pendidikan, pengalaman, dan kelompok acuan. Sedangkan perilaku sosial dipengaruhi oleh berbagai macam paradigma yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Paradigma perilaku sosial dalam ilmu sosial khususnya sikologi sering disebut pendekatan bihavioristik. Fokus utama pandangan paradigma ini adalah bahwa setiap perilaku manusia sebagai hasil interaksi memiliki orientasi tertentu, sesuai dengan apa yang diinginkan pelaku tindakan tersebut. Paradigma ini lebih memusatkan diri pada perhatian tentang hubungan antarindividu dan hubungan individu dengan lingkunganya. Singkatnya paradigma ini merupakan studi tentang hubungan antara individu dengan objek sosial dan hubungan antara individu dengan objek nonsosial. Para penganut paradigma ini cenderung memusatkan perhatian pada proses interaksi.[13]
Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan individu yang lainnya dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainya sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik(Bimo walgito,1990).
Terbentuknya perilaku banyak dipengaruhi oleh perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan : keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya : ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembanganya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan., norma-norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu dengan yanglain, karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima.
Perubahan perilaku adalah suatu bidang psikologi yang berkaitan dengan analisa dan pengubahan perilaku manusia (Miltenberger,  Tahun 2001). Sedangkan analisa artinya mengidentifikasi hubungan fungsional  antara lingkungan dengan perilaku tertentu untuk memahami alasan suatu perilaku terjadi. Perubahan berarti mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur  perubahan perilaku untuk membantu orang merubah perilakunya (merubah peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempengaruhi perilaku)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku :
1.      Faktor intern ; faktor yang terdapat dalam diri manusia.
2.      Faktor ekstern : faktor yang terdapat diluar diri manusia
Misalnya : interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi, seperti Media Televisi, Radio, dan lain-lain
Penelitian Rogers (1974)[14] mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.
1.)    Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu
2.)    Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3.)    Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
4.)    Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5.)    Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting)

B.     Kerangka Analisis Perubahan perilaku Sosial-Ekonomi
Kerangka analisis perubahan sosial-ekonomi adalah kerangka analisis dasar yang merupakan suatu jaringan atau matriks untuk mengumpulkan data ditingkat mikro dalam suatu komunitas atau rumahtangga. Kerangka perubahan perilaku biasanya dipakai oleh penganut aliran ilmu sosial konflik yang memusatkan perhatian pada pergeseran pola sosial yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.
Kerangka analisis perubahan perilaku sosial-ekonomi merupakan sistem untuk mengetahui adanya pergeseran atau perubahan pola sosial, gaya hidup dan interaksi sosial yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Kerangka analisis ini akan membantu memahami pokok persoalan perempuan mantan pekerja migran (TKW) yang terjadi pada keadaan yang nyata yang merupakan hasil bekerjanya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan dipengaruhi oleh peran dari satu atau beberapa model (contoh) yang hidup didekat individu serta faktor budaya negara tempat bekerja dari TKW tersebut.
Tujuan Analisis Perubahan perilaku sosial-ekonomi adalah mengidentifikasi pergeseran pola sosial-ekonomi (gaya hidup, pola konsumsi dan interaksi terhadap masyarakat dan keluarga),mengetahui latar belakang adanya perubahan perilaku dan merumuskan masalah akibat adanya perubahan sosial-ekonomi. Analisis ini merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mempertimbangkan dampak suatu kegiatan atau aktivitas yang mungkin terjadi pada perempuan mantan pekerja migran, dampak keberlangsungan hidup keluarga dan dampak sosial ekonomi di masyarakat.
Teknik analisis menggunakan analisis kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Dengan proses kerja analisis tiga alur yaitu: mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan, diamana ketiganya dilaksanakan bersamaan sebagai sesuatu yang terkait dan interaktif pada saat, selama, dan sesudah pengumpulan informasi dan data. Untuk tekhnik pengecekan validitas data menggunakan triangulasi.
Dalam menganalisa perubahan perilaku sosial ekonomi perempuan mantan pekerja migran (TKW) terdapat beberapa kategori yang terkait, diantaranya adalah :

1.         Relasi Gender dalam Institusi Keluarga
Konsep pergeseran pola perilaku sosial-ekonomi tidak akan bisa dipahami tanpa melihat konsep gender. Pemahaman terhadap konsep ini akan diperlukan untuk menganalisis dan memahami persoalan perubahan sosial-ekonomi secara lebih luas. Hal ini terjadi karena ada kaitan erat antara konsep pergeseran pola relasi gender dengan perubahan perilaku sosial-ekonomi yang terjadi pada mantan TKW.
Dalam kamus bahasa inggris, “gender” diartikan sebagai “jenis kelamin”. Menurut mansour Fakih, gender diartikan sebagai jenis kelamin sosial, yaitu sifat yang melekat / dilekatkan pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Ciri-ciri dan sifat itu sendiri dapat dipertukarkan, dapat berubah dari waktu kewaktu. Serta berbeda dari satu tempat ketempat lain. Terbentuknya perbedaan gender melalui proses yang sangat panjang, dibentuk, disosialisasikan, diperkuat dan dikonstruksi secara sosio kultural bahkan melalui ajaran keagamaan maupun negara.[15]
Dalam institusi keluarga, konsep relasi gender dalam konteks penelitian ini adalah konsep hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan berdasarkan kualitas, skill, peran dan fungsidalam konvensi sosial yang bersifat dinamis mengikuti kondisi sosial yang selalu berkembang.[16]
Sedangkan institusi keluarga adalah institusi sosial dasar dari lembaga sosial yang lebih besar. Menurut horton dan Hunt istilah keluarga digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian, antara lain : (1) suatu kelomppok yang mempunyai nenek moyang yang sama; (2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan; (3) pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak; (4) pasangan nikah dengan anak; (5) satu orang, janda atau duda (singgle parent) dengan satu atau beberapa anak.[17]
Dalam penelitian Triana Sofiana, yang dimaksud dengan institusi keluarga adalah sebuah institusi sosial dasar yang disatukan oleh perkawinan yang mempunyai komponen dan yang mempunyai komponen-komponen dengan peran sosial dan fungsi masing-masing.  Peran-peran itu berhubungan timbal-balik dan saling tergantung membentuk satu kesatuan rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antar komponen sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing diperlukan agar sistem tersebut dapat berjalan.[18]
Berdasarkan hal diatas, analisis gender dalam keluarga merupakan suatu pemahaman sosial antara laki-laki dan perempuan (suami dan istri) sebagai suatu hubungan kekeluargaan yang satusama lain terkait dengan keberlangsungan hidup keluarga tersebut baik secara ekonomi maupun sosial, dalam hal ini keberlangsungan hidup keluarga tidak hanya dipengaruhi faktor ekonomi saja namun juga harmonisasi antara suami dan istri. Selanjutnya akan dianalisis dalam kategori anaisis dampak siklus kegiatan.
2.         Analisis Dampak Siklus Kegiatan
Berusaha untuk menelaah kegiatan dari informasi yang telah diperoleh. Proses yang dipakai adalah mempertanyakan bagaimana proses keberlangsungan hidup keluarga setelah pulang dari negara tempat bekerja. Siklus kegiatan yang akan ditanyakan secara terperinci adalah melalui analisis keadaan, mulai dari keadaan yang ada secara ekonomi (sebelum dan sesudah bekerja menjadi TKW), tanggapan masyarakat mengenai gaya hidup dan yang paling utama adalah dampak keberlangsungan hidup keluarga semenjak pulang dari negara tempat bekerja.
BAB III
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN PEREMPUAN PEKERJA MIGRAN DESA KARANG ANYAR

A.    Sosial ekonomi Masyarakat Desa Karang Anyar
Desa Karanganyar merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dengan luas wilayah 152,222 Ha/m2 yang terdiri dari luas pemukiman sebesar 36,569 Ha/m2, luas persawahan 2,843 Ha/m2, luas kuburan 2.221 Ha/m2, luas pekarangan 60,597 Ha/m2, luas tanah persawahan 39,769 Ha/m2 dan luas prasarana umum lainya 10,223 Ha/m2. Jarak desa ke ibu kota kecamatan sekitar 3 km, jarak desa ke kota pekalongan sekitar 15 km. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Sidorejo di sebelah utara, Desa Wuled di sebelah selatan, Desa Pandanarum disebelah timur dan Desa Deleg Tukang di sebelah barat.[19]
Jumlah penduduk terdiri dari laki-laki mencapai 2.454 jiwa, jumlah perempuan 2.204 jiwa. Lihat tabel.
Jumlah Laki-laki
2.454
Jumlah Perempuan
2.204
Jumlah Total
4.658
Jumlah Kepala keluarga
1152
Kepadatan Penduduk

Sumber : Data Kelurahan Karanganyar

Data diatas menunjukan bahwa secara kuantitatif jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada penduduk perempuan dengan selisih 250 jiwa. Sedangkan secara geografis, letak Desa Karanganyar dekat dengan kota.
1.      Kondisi Sosial Masyarakat Desa Karanganyar
Kondisi sosial masyarakat Desa Karanganyar hampir sama secara umum dengan kondisi masyarakat Kabupaten Pekalongan lainya, yaitu kental dengan budaya Patriarki. Hal ini karena sebagian besar masyarakat adalah suku jawa yang masih memegang budaya ke-jawaan. Misalnya budaya unggah-ungguh, gotong royong, sambatan ketika ada kerja bakti membersihkan lingkungan dan masih banyak lagi yang mencerminkan sikap tradisionalis suku jawa.
2.      Kondisi Ekonomi Mayarakat Desa Karanganyar
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Karanganyar, baik dilihat dari angkatan kerja, rata-rata mata pencaharian, penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat, masih menunjukan katergori yang rendah. Hal ini terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi, begitu juga sebaliknya. Tingkat pendidikan penduduk Desa Karanganyar sebagaimana terlihat dalam tabel:

Tabel 2
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin Desa Karanganyar tahun 2007
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
135
139
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgrup
42
109
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
-
-
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
186
120
Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah
-
-
Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat
9
8
Tamat SD/sederajat
746
740
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP
20
14
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTA
26
28
Tamat SMP/sederajat
156
153
Tamat SMA/sederajat
118
114
Tamat D-1
4
3
Tamat D-2
16
9
Tamat D-3
5
4
Tamat S-1
16
22
Tamat S2
1
2
Tamat S-3
-
-
Tamat SLB A
1
1
                Sumber : Data Kelurahan tahun 2007

Data diatas menunjukan tingkat pendidikan penduduk masih tergolong rendah. Dari penduduk total yang mencapai 4.658 jiwa, hanya beberapa saja yang menempuh pendidikan minimal 9 tahun. Dari data di atas dapat dilihat yang mengenyam pendidikan lulus SLTP sebanyak 156 jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 153 jiwa penduduk perempuan, tamatan SMA sebanyak 118 jiwa penduduk laki-laki dan 114 jiwa penduduk perempuan; dan yang menempuh Pendidikan Tinggi dari tingkat D-1 hingga tingkat S-2 sebanyak 43 jiwa penduduk laki-laki dan 41 jiwa perempuan.
Mata pencaharian penduduk Desa karanganyar sebagian besar berada pada sektor industri dan kerajinan rumah tangga, dan paling banyak bekerja sebagai tukang jahit. Sejumlah 456 jiwa bekerja sebagai tukang jahit, 26 jiwa sebagai tukang batu, 21 jiwa sebagi tukang kayu, 2 jiwa sebagai pemulung , 2 jiwa sebagai tikang anyaman, 2 jiwa sebagi tukang rias dan sebanyak 78 jiwa di industri rumahtangga lainya. Namun pada data yang sama jumlah tenaga kerja disektor jasa yang bekerja sebagai buruh pekerja migran juga besar yaitu sebanyak 220 jiwa laki-laki dan 166 jiwa perempuan.[20]
Faktor yang mempengaruhi banyaknya pekerja migran di Desa Karanganyar adalah dari rendahnya pendidikan masyarakat desa (lihat tabel.2) dan karena tdak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan yang tersedia. Selain itu faktor pengaruh dari masyarakat Desa Karanganyar, khususnya para tenaga kerja migran yang telah “sukses” setelah bekerja di luar negri yang menjadi referensi masyarakat lainya untuk mengadu nasib di negara luar.

B.     Perempuan Pekerja Migran Desa Karanganyar
Kemiskinan yang akut, kebutuhan rumahtangga yang semakin meningkat dan semakin mahalnya biaya pendidikan anak tidak akan mampu diselesaikan dengan upah yang kecil. Ditambah tingkat pendidikan masyarakat yang rendah menjadi penyebab tingginya jumlah pekerja migran di Desa Karanganyar.
Sebagian besar tempat tujuan perempuan Pekerja Migran adalah di Arab Saudi. Dalam penentuan tempat tujuan, para perempuan ini di berangkatkan oleh PJTKI yang ada di Jakarta namun memiliki Sponsor (orang dari desa karanganyar yang menyalurkannya ke PJTKI yang ada di Jakarta). Menurut Ibu Afida (Kepala Desa Karanganyar) para promotor ini biasanya adalah mantan TKI yang telah kembali setelah bertahun-tahun bekerja menjadi sehingga sehingga kenal dengan manajemen PJTKI, yang kemudian dipercaya untuk mencari tenaga kerja lain yang ingin diberangkatkan ke tempat negara-negara yang membutuhkan jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI).[21]
Berikut informan yang menjadi objek dalam penelitian ini :
Informan pertama ibu Faidzah (43), bekerja di kota Damam (arab saudi) selama 2 tahun 4 bulan pada tahun 2005-2008 dan di Madinah selama 2 tahun. Profesinya sekaranga adalah sebagai penjahit konveksi, memiliki anak 5 dan Suami bekerja tenun di industri rumah bligo dengan penghsilan sebesar 25.000,00 per hari. Motifasi Ibu Faizah menjadi TKW adalah karena faktor ekonomi yang menurutnya “ hidup di sini sulit mas, karena melihat suami yang hanya penghasilanya 25.000, untuk membiayai anak-anak sekolah susah”[22]
Gaji pertama 600 reyald kedua 800 real pada saat itu kurs reyald adalah 2500 rupiah per reyal. Perusahaan yang memberangkatkannya yaitu PJTKI  PT AMRI dari Bpk H Rahman di kertijayan  untuk yang tempat tujuan pertama di kota Damam dan PT Mutiara oleh mas atun untuk pemberangkatan kedua yaitu ke Madinah. Menurut Ibu Faizah, gaji yang dihasilkan selama menjadi TKW digunakan untuk menyekolahkan anaknya, merenofasi rumah dan membeli mesin jahit 1 buah.
Kondisi sosial-budaya di Arab saudi yang menurutnya memiliki budaya keislaman yang ketat aturan, misalnya perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki yang belum dikenal, aturan memakai cadar di luar rumah dan budaya lain termasuk bahasa keseharian yang digunakan terkadang masih melekat dalam diri Ibu faizah.
Harapannya sekarang ingin memulai usaha dengan berdagang dirumah agara tidak ada pikiran untuk pergi ke luar negri lagi. Sampai Sekaramg waktunya di luangkan untuk menjahit.
Informan kedua ibu Atika (41 th), pendidikan terakhir MTS. Menjadi TKW pada tahun 2008-2010 dengan gaji sebesar 800 reyaldh. Ibu lima anak ini berpendapat bahwa gaji sebesar itu tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Ia diberangkatkan oleh PJTKI dari PT Alam Raya dengan sponsornya adalah ibu lurah.
Dari wawancara dengan bu atika didapat informasi bahwa majikan tempat ia bekerja baik, tidak terlalu ketat, bahkan ketika ibu atika masuk rumah sakit, majikan menanggung semua biaya rumah sakit selama 1,5 bulan di rumah sakit di Thaif. Sebelum diberangkatkan, Ibu Atika menempuh Training pendidikan di PJTKI selama 20 hari.
Motivasi menjadi TKW adalah untuk menyekolahkan anaknya yang kuliah, SMK, SMP dan SD. Beban biaya sekolah yang besar menjadi alasan utama. Namun untuk keperluan rumah, suami dari ibu sudah mampu mencukupi kebutuhan sendiri. Suami bekerja buruh jahit, borongan dari pengusaha konveksi dan memiliki 2 mesin jahit.menurutnya “saya bekerja di sana karena bingung masalah biaya pendidikan anak, karena pada waktu itu anak-anak masih pada sekolah dan juga ada yang mondok, sehingga biaya pendidikanya sangat besar. Kalau upah suami untuk keperluan sehari-hari sudah tercukupi.”[23]
Hasil dari bekerja digunakan untuk membiayai sekolah, wisuda, pondok dan membeli sebuah sepeda motor merk suzuki keluaran tahun 1992. Berdasarkan penuturan ibu atika, bahwa ibu faizah yang juga menjadi sumber data primer kami memiliki perilaku ekonomi berbeda setelah menjadi TKW, rumahnya yang dahulu belum di tembok, belum di keramik sekarang sudah rapi dikeramik dan memiliki satu buah mesin jahit untuk menjahit dirumah.

BAB IV

ANALISIS PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL-EKONOMI MANTAN TKW DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP KELUARGA


A.      Faktor Penyebab perubahan perilaku sosial-ekonomi
Budaya patriarkhi,[24] menempatkan posisi laki-laki diposisi dominan dengan peranya sebagai pengatur dan pengambil keputusan dalam keluarga. Posisi laki-laki sebagai kepala keluarga dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi. Sedangkan posisi perempuan pada posisi kedua yang memiliki tanggung jawab di luar kebutuhan secara financial walaupun seorang istri memiliki penghasilan yang dapat untuk keperluan keluarga, penghasilan istri tetap dianggap sebagai penghasilan tambahan.
Berdasarkan penelitian di lapangan, sebelum berangkat menjadi pekerja migran, Kondisi ekonomi keluarga cukup lemah, penghasilan keluarga yang hanya mengandalkan dari suami saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara umum yang melatarbelakangi para perempuan pekerja migran ini adalah himpitan faktor ekonomi. Misalnya yang terjadi pada keluarga Faidzah (43) yang merupakan salah satu informan, bahawa motivasi berangkat menjadi TKW adalah karena faktor ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan menyekolahkan anaknya tidak cukup dengan upah kerja suaminya sebesar 25.000 rupiah.
Selama proses bekerja diluar negri, terdapat proses asimilasi budaya dari negara tersebut yang sedikit ataupun banyak mempengaruhi perilaku sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat dengan talcott parson bahwa perilaku individu sehari-hari dipengaruhi oleh peran dari satu atau beberapa model (contoh) yang hidup didekat individu tersebut. Seringnya interaksi dengan model tersebut maka individu akan sering juga mengambil referensi tindakan untuk ditirunya.[25]
Pengaruh budaya dipengaruhi seberapa lama mereka bekerja di luar negri, semakin lama bekerja, semakin banyak perilaku dari budaya tempat bekerja yang terserap. Hal ini secara sadar ataupun tidak menjadi kebiasaan hidup yang selalu dilakukanya. Misalnya perilaku dalam berjilbab, penggunaan warna hitam-hitam yang dipengaruhi oleh budaya arab saudi dan lain sebagainya. Perubahan perilaku ini sesuai dengan pendapat Marx [26], bahwa bukan kesadaran manusia yang menentukan eksistensi namun eksistensi manusialah yang menentukan kesadaran manusia. Artinya bahwa, dengan adanya perubahan lingkungan sosial, maka akan mempengaruhi perubahan dalam diri individu.
Sedangkan ketika perempuan pekerja migran ini kembali ke tengah-tengah keluarga (pasca migran), yang terjadi kemudian adalah perubahan ekonomi yang nampak secara fisik baik berupa dengan membangun rumah, membeli sepeda motor maupun non fisik berupa gaya hidup; serta perubahan sosial yang mengikutinya seiring perubahan ekonomi yang ada.
Sebagai ilustrasi, pada waktu pra migran, maka segala urusan “dapur” adalah milik istri (perempuan), namun setelah berangkat, pekerjaan tersebut beralih kepada suami, atau keluarga perempuan dekat. Para perempuan pekerja migan tersebut mengirimkan sebagian gajinya secara berkala untuk membantu kebutuhan sehari-hari, membeli motor, ataupun merenovasi rumah sebagai bentuk ke”sukses”an mereka bekerja diluar negri. Seperti yang diungkapkan ibu Afida “sebagian besar orang-orang yang bekerja diluar negri, menggunakan hasil bekerjanya untuk sesuatu hal yang bersifat konsumtif, padahal PJTKI pada masa pelatihan sebelum berangkat sudah memberitahu kalau uang dari hasil bekerja lebih baik digunakan untuk modal usaha”. Orang-orang ini lebih mementingkan membeli sesuatu yang kelihatan sebagai tanda kesuksesan, karena biasanya setelah pulang, mereka ditanya “adoh-adoh neng luar negri, wis tempel opo”?. Ya gitu mas, budaya seperti itu sudah sering kita dengar”.






Berikut perubahan ekonomi dan sosial yang dapat digambarkan :
Informan
Faktor yang mempengaruhi
keterangan
Faizah
1)      Ekonomi
Kondisi ekonomi suami yang masih bekerja dengan upah yang minim membuat istri menjadi pemegang kendali atas perekonomian keluarga
Atika
1)      Ekonomi





2)      Budaya Luar
Tambahan atas mesin jahit yang dibeli dari sisa penghasilan selama menjadi TKW, membuat perekonomian keluarga menjadi lancar, di tambah anak-anaknya sekarang sudah bekerja. Sehingga gaya hidup dan pola konsumsi merekapun berbeda.
Cara berpakaian dan mengenakan jilbab

Pada tabel diatas, hampir semua informan terjadi perubahan ekonomi, secara fisik terlihat adanya perubahan dari rumah, hingga modal kerja yang bertambah. Ketika kekuatan ekonomi berubah, maka berubah pula perilaku ekonomi yang ada, dari yang dulunya tidak memiliki “apa-apa” sekarang memiliki akses kendaraan, rumah yang sudah direnovasi dan beberapa diantaranya dapat menikmati keberlangsungan hidup yang lebih baik karena penghasilan selama bekerja di luar negri di gunakan untuk membeli mesin jahit baru, atau membuat usaha baru.

B.       Analisis Dampak Terhadap Keberlangsungan Hidup Keluarga
Setelah mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku sosial-ekonomi, maka diperlukan analisis dampak dari perubahan tersebut hingga perubahan tersebut mempengaruhi keberlangsungan hidup keluarga.
Dari data yang diperoleh, keberlangsungan hidup keluarga sangat erat kaitanya dengan peran para perempuan pekerja migran. pemanfaatan sumber modal yang didapatkan dari hasil bekerja selama menjadi TKW, secara tidak langsung menjadi rintisan awal meningkatnya perekonomian keluarga. Dampak yang terjadi dalam institusi keluarga adalah adanya kegiatan ekonomi baru pasca migran. melihat fenomena tersebut, kegiatan perubahan ini membawa dampak positif terhadap keberlangsungan hidup keluarga. Dalam kasus Linda Wati, dampak keberlangsungan hidup keluarga tidak terjadi, karena perubahan perilaku sosial-ekonomi dari Linda Wati tidak mengalami perubahan secara positif. Hal ini dapat di simpulkan bahwa, perubahan sosial-ekonomi yang positif akan membawa kepada perubahan perekonomian keluarga kearah positif pula, begitupun sebaliknya, sehingga perubahan tersebut akan menimbulkan efek pada keberlangsungan hidup keluarga.



DAFTAR PUSTAKA

Komnas Perempuan. 2009. Memecah Kebisuan; Agama mendengar Suara Perempuan Korban Kekerasan Demi Keadilan Respon NU. Jakarta

Profil Potensi Desa dan Kelurahan Karanganyaar –Tirto. 2011. Dalam buku Profil Potensi desa karanganyar. Pekalongan

Masatun. 2012. “Motivasi dan jumlah TKW di Keluarahan Karanganyar - Tirto “. Wawancara dengan mantan TKW Arab Saudi yang sekarang menjadi calo, 14 Maret 2012

Nur jannah. 2012. “Perubahan Perilaku mantan TKW”. Wawancara dengan salah satu Keluarga Mantan TKW di desa karanganyar – tirto, 11 maret 2012

Friedman Howard S. dan Schustack Miriam W.  2006. Kepribadian ; Teori Klasik dan Riset Modern, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Tri Dayaksini dan Hudaniah. 2009, Psikologi Sosial, Malang: UMM Perss

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Esty. 2009.  “Pekerja Anak pada sektor Industri Rumah Tangga (home industri) Kota Pekalongan (Studi perilaku Sosial – Ekonomi dan Keagamaan)” . Dalam Laporan hasil penelitian. Pekalongan

Ahmad Tanzeh. 2009, Pengantar Metodologi Penelitian, Tulungagung: Teras




[1] Berdasarkan data mata Pencaharian pokok yang didapat dari data  profil Kelurahan Kalanganyar – Tirto Kabupaten Pekalongan
[2] Berdasarkan hasil observasi  sementara dilapangan, wawancara dengan mantan tkw arab saudi yang sekarang menajadi calo.
[3] Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian ; Teori Klasik dan Riset Modern, edisi ketiga (Jakarta, Erlangga: 2006), hlm. 229
[4] Tri Dayaksini dan Hudaniah, “Psikologi Sosial” (Malang, UMM Perss: 2009), hlm. 16
[5] Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Bandung, Penerbit Alfabeta: 2007),  hlm. 51 dan 55
[6] Esty, “Pekerja Anak pada sektor Industri Rumah Tangga (home industri) Kota Pekalongan (Studi perilaku Sosial – Ekonomi dan Keagamaan)” (Pekalongan, Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2009 ), hlm.8
[7] Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi Penelitian (Tulungagung, Teras: 2009), hlm. 100
[8] Katalog BPS Kab. Pekalongan 2010
[9] Krech dan Dayak Isni, Tri. Psikologi Sosial.(Malang:UMM Press)2003.hlm. 21
[10]http://www.google.co.id/bocahbancar.files.wordpress.com/pertemuan-i-pengertian-perilaku.
[11] Save M. Dagun, Sosio Ekonomi, Analisis Eksistensi Kapitalisme dan Sosialisme. Jakarta: Rineka Cipta. 1992. Hlm. 59
[12] Krech dalam dayak isni. Tri. Psikologi sosial,  Malang : UMM Press. 2003. Hlm. 17
[13] Ambo Upe, Tradisi Aliran dalam Sosiologi, Dari filosofi positivistik dan post positivistik, 2010 cet.1(.Jakarta: Raja Grafindo Persada). Hlm.55
[14] http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-Perilaku-Bentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html
[15] Mansour fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999, hlm. 5, lihat juga dalam Triana Sofiani , Pergeseran Pola relasi Gender dan Eskalasi Cerai gugat dalam keluarga perempuan pekerja migran kabupaten pekalongan,Penelitian STAIN  pekalongan.2009.
[16] Triana Sofiana, Op.Cit. hlm. 33
[17] J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi; Teks pengantar dan terapan, Jakarta: Prenada Media, 2007. Hlm.227.
[18] Triana Sofiana, Op.Cit. hlm. 33
[19] Data yang diperoleh dari kelurahan Karanganyar.
[20] Data kelurahan karanganyar tahun 2007
[21] Wawancara 2 mei  2012 pukul 10.00
[22] Wawancaara 4 juli 2012 pukul 11.00
[23] Wawancara tanggal 4 juli 2012 pukul 13.00
[24] Mansour fakih, Op Cit. Hlm.12
[25] Krech dan Dayak Isni. Op.Cit hlm. 21
[26] Karl Marx.(tjr) TB. Botomore. Karl marx. Selected writings in sosiology and social philosopy. McGraw-Hill Book Company.1956.hlm. 273

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar